Group Investigation |
a. Pengertian Group Investigation
Group Investigation merupakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam bentuk
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Group Investigation
menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi ataupun dalam keterampilan proses kelompok (Komalasari, 2011:
75). Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok. Model pembelajaran kooperatif group investigation
juga dirancang untuk membantu terjadinya rasa tanggung jawab ketika
peserta didik mengikuti proses pembelajaran (Rusman, 2011: 222).
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai Group Investigation
maka penulis mengartikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation merupakan model pembelajaran yang dapat melatih nilai sosial
dan intelektual pada peserta didik dengan bergabung dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Pada model pembelajaran Group Investigation
peserta didik dilatih untuk aktif dalam proses pembelajaran, hal itu
dapat terjadi saat peserta didik berinteraksi dengan kelompoknya,
menginvestigasi materi yang sedang dipelajari, dan memadukan semua pengalaman
yang dimiliki dengan sumber belajar yang lain untuk membantu pemahaman materi
pada saat proses pembelajaran.
Model pembelajaran
kooperatif tipe Group
Investigation sangat ideal diterapkan pada pembelajaran IPA. “Dengan
to materi IPA yang cukup luas dan desain tugas-tugas atau sub-sub topik yang
mengarah pada kegiatan metode ilmiah, diharapkan peserta didik dalam
kelompoknya dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman
sehari-harinya”(Rusman, 2011: 221). Berdasarkan keterangan di atas, penulis
akan menggunakan model pembelajran kooperatif tipe Group Investigation
pada pembelajaran IPA.
b.
Langkah-langkah
penerapan metode Group Investigation.
Langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1)
Seleksi topik.
a)
Peserta didik dikelompokkan
dalam kelompok yang beranggotakan 2 hingga 6 orang dengan komposisi yang heterogen, baik dalam jenis kelamin, etnik,
maupun kemampuan akademik.
b)
Siswa
mengamati sumber, mengusulkan dan mengumpulkan saran.
c)
Siswa
bergabung dengan kelompok yang mempelajari topik pilihannya. Selanjutnya setiap kelompok diberikan sub topik yang berbeda.
d)
Guru
membantu mengumpulkan informasi dan keanekaragaman.
2)
Merencanakan kerja sama.
Peserta didik bersama guru merencanakan
berbagi prosedur belajar khusus yang sesuai dengan sub topik yang telah
ditentukan.
3)
Implementasi.
a)
Peserta didik melaksanakan
rencana yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya.
b)
Pembelajaran harus melibatkan
berbagai aktivitas keterampilan dengan menggunakan berbagi sumber belajar.
c)
Setiap
anggota menyumbang ide pada kelompoknya.
d)
Siswa
berdiskusi, menjelaskan dan mensintesa
e)
Guru secara terus menerus
mengikuti kemajuan pada setiap keolmpok.
4)
Analisis.
a)
Peserta menganalisis atau
menginvestigasi berbagai informasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya,
b)
Merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang
menarik di depan kelas.
5)
Penyajian hasil akhir.
a)
Semua kelompok menyajikan
presentasi presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari
agar semua agar semua peserta didik
dalam kelas dapat memahami materi yang dipelajari.
b)
Setiap
presentasi harus melibatkan semua siswa aktif.
6)
Evaluasi.
a)
Guru beserta peserta didik
melakukan evaluasi mengenai materi yang telah dipelajari.
b)
Evaluasi dapat mencakup tiap peserta
didik secara individu maupun secara kelompok (Komalasari, 2011: 75).
c.
Kelebihan
dan Kelemahan Model Group Investigation
Model pembelajaran koopertif ini memiliki beberapa kelebihan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Penerapan
pembelajaran kooperatif model Group Investigation mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2)
Pembelajaran
yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar
peserta didik dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
3)
Model
pembelajaran Group Investigation melatih peserta didik untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
4)
Memotivasi
dan mendorong peserta didik agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Sedangkan untuk
kelemahan dari model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah
merupakan
model pembelajaran yang kompleks dan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation juga
membutuhkan waktu yang lama.
Berdasarkan uraian materi di atas, maka yang
dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
adalah model pembelajaran yang dapat melatih nilai
sosial dan intelektual pada peserta didik
dengan bergabung dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Pada model
pembelajaran Group Investigation peserta didik dilatih untuk
aktif dalam proses pembelajaran, hal itu dapat terjadi saat peserta
didik berinteraksi dengan kelompoknya, menginvestigasi materi yang sedang
dipelajari, dan memadukan semua pengalaman yang dimiliki dengan sumber belajar
yang lain untuk membantu pemahaman materi pada saat proses pembelajaran, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Seleksi topik yakni dengan
menentukan topik bahasan pada setiap kelompok dalam kelas.
2)
Merencanakan kerja sama yakni
merencanakan berbagai prosedur belajar khusus yang sesuai dengan pembelajaran
yang efektif.
3)
Implementasi, pada tahap ini
peserta didik melaksanakan rencana yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya
4)
Analisis, peserta menganalisis
atau menginvestigasi berbagai informasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya.
5)
Penyajian hasil akhir, pada
tahap ini semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai topik
yang telah dipelajari.
6)
Evaluasi dilaksanakan dengan
cara guru beserta peserta didik melakukan evaluasi mengenai materi yang telah
dipelajari.
0 on: "Pembelajaran Group Investigation"