A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat berperan
dalam
kehidupan manusia. Seperti yang dikemukakan Ruseffendi: “kita harus menyadari bahwa Matematika itu penting, baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pembimbing pola pikir, maupun sebagai bentuk sikap.” Karena itu Matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan ada yang sampai Perguruan Tinggi, baik di sekolah yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama.
Pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa Sekolah Dasar
(SD) untuk membentuk pola pikir yang sistematis, logis, kritis, teliti, dan dapat
mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah. Sehingga diharapkan
pada akhir pembelajaran siswa dapat menggunakannya dalam kehidupan nyata
untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada (Karso, 2004: 1.4). Misalnya
ketika anak menggunakan uangnya untuk belanja di kantin, ketika anak harus
datang tepat waktu ke sekolah jadi ia harus berangkat pukul berapa ke sekolah
agar tidak terlambat dan saat menggunakan satuan berat, misalnya menimbang
buah-buahan.
kehidupan manusia. Seperti yang dikemukakan Ruseffendi: “kita harus menyadari bahwa Matematika itu penting, baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pembimbing pola pikir, maupun sebagai bentuk sikap.” Karena itu Matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan ada yang sampai Perguruan Tinggi, baik di sekolah yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama.
Pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa Sekolah Dasar
(SD) untuk membentuk pola pikir yang sistematis, logis, kritis, teliti, dan dapat
mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah. Sehingga diharapkan
pada akhir pembelajaran siswa dapat menggunakannya dalam kehidupan nyata
untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada (Karso, 2004: 1.4). Misalnya
ketika anak menggunakan uangnya untuk belanja di kantin, ketika anak harus
datang tepat waktu ke sekolah jadi ia harus berangkat pukul berapa ke sekolah
agar tidak terlambat dan saat menggunakan satuan berat, misalnya menimbang
buah-buahan.
Sejalan dengan itu, di dalam kurikulum KTSP (Depdiknas,
2006) tentang
standar isi, pelajaran Matematika bertujuan agar siswa: (1) memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsepdan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada poladan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi,menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan pembelajaran Matematika tersebut, siswa diharapkan
dapat memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah.
standar isi, pelajaran Matematika bertujuan agar siswa: (1) memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsepdan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada poladan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi,menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan pembelajaran Matematika tersebut, siswa diharapkan
dapat memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah.
Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran matematika
sangat sulit, padahal sulit tidaknya suatu pelajaran itu bergantung pada siswa
sendiri, siap atau tidaknya mereka menerima pelajaran. Oleh sebab itu,
bagaimana cara guru meyakinkan siswa
bahwa pelajaran Matematika tidak sulit seperti yang mereka bayangkan karena
dengan ketidaksenangan tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar Matematika. Berdasarkan hasil
observasi pada saat pembelajaran Matematika berlangsung di kelas V SD Negeri 4
Metro Pusat selama peneliti melaksanakan refleksi pembelajaran menemukan
beberapa permasalahan khususnya pada materi bangun
datar menunjukkan bahwa:
(1) Pembelajaran yang masih berpusat pada guru; (2) Dalam
kegiatan pembelajaran, karakteristik siswa yaitu belajar dari pengalaman siswa
itu sendiri kurang diperhatikan; (3) siswa hanya diajak menghafal, mencatat,
melakukan pengulangan-pengulangan yang sifatnya mekanis; (4) Dalam diskusi
kelompok, hanya beberapa siswa saja yang aktif dan kurang dibiasakan untuk
berkompetisi; (5) Siswa kurang antusias dan aktif dalam proses pembelajaran;
(6) Dalam pembelajaran, siswa kurang memahami konsep materi yang diajarkan; (7)
Siswa hanya menggunakan buku teks sebagai sumber belajarnya; (8) Seringkali
siswa takut untuk bertanya, padahal belum memahami materi yang diajarkan; (9)
Nilai ulangan semester siswa rendah.
Permasalahan tersebut mengakibatkan nilai ulangan
formatif siswa pada
bulan Februari 2015 nilai rata-rata kelas di kelas VA yaitu 5,8 dengan ketuntasan
belajar secara klasikal 63 %. Dalam penelitian dipilih kelas VA karena nilai rata-rata kelas VA lebih rendah dibandingkan dengan kelas VB yaitu nilai rata-rata
kelas VB adalah 73,4 dan ketuntasan belajar secara klasikalnya adalah 88,46%, sedangkan kelas VC yaitu nilai rata-ratanya adalah 67 dan ketuntasan belajar
secara klasikalnya adalah 70%. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, peneliti selaku guru kelas VA berdiskusi dan bekerjasama untuk memperbaiki proses pembelajaran Matematika di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat. Peneliti mencari solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran Matematika di kelas VB dengan menerapkan suatu pendekatan, model dan metode agar proses dan hasil pembelajaran menjadi efektif. Pendekatan yang digunakan peneliti yaitu menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Alasan peneliti menggunakan CTL karena belajar dalam konteks CTL yaitu belajar bukanlah hafalan atau menghafal melainkan proses mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang siswa alami. Sejalan dengan itu, Johnson (2012: 309) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual ini adalah pembelajaran yang berangkat dari dunia nyata yang dibawa ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu, pendekatan CTL juga memiliki prinsip Kesaling bergantungan yang berarti bahwa dalam belajar, siswa tidak hanya belajar secara individual saja melainkan juga belajar dalam kelompok. Lebih lanjut Johnson (2012: 309) mengatakan bahwa Pendekatan CTL memiliki kelebihan dalam proses pembelajaran antara lain (1) dilakukan secara berkelompok, (2) menghubungkan isi permasalahan dengan kenyataan, (3) memotivasi siswa, (4) menggabungkan pemikiran sehingga mendapatkan informasi baru. Berdasarkan kelebihan-kelebihan di atas peneliti menggunakan pendekatan CTL dalam pembelajaran Matematika agar siswa terlatih dalam mengaitkan pembelajaran dalam Matematika tersebut dengan kehidupan nyata.
bulan Februari 2015 nilai rata-rata kelas di kelas VA yaitu 5,8 dengan ketuntasan
belajar secara klasikal 63 %. Dalam penelitian dipilih kelas VA karena nilai rata-rata kelas VA lebih rendah dibandingkan dengan kelas VB yaitu nilai rata-rata
kelas VB adalah 73,4 dan ketuntasan belajar secara klasikalnya adalah 88,46%, sedangkan kelas VC yaitu nilai rata-ratanya adalah 67 dan ketuntasan belajar
secara klasikalnya adalah 70%. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, peneliti selaku guru kelas VA berdiskusi dan bekerjasama untuk memperbaiki proses pembelajaran Matematika di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat. Peneliti mencari solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran Matematika di kelas VB dengan menerapkan suatu pendekatan, model dan metode agar proses dan hasil pembelajaran menjadi efektif. Pendekatan yang digunakan peneliti yaitu menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Alasan peneliti menggunakan CTL karena belajar dalam konteks CTL yaitu belajar bukanlah hafalan atau menghafal melainkan proses mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang siswa alami. Sejalan dengan itu, Johnson (2012: 309) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual ini adalah pembelajaran yang berangkat dari dunia nyata yang dibawa ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu, pendekatan CTL juga memiliki prinsip Kesaling bergantungan yang berarti bahwa dalam belajar, siswa tidak hanya belajar secara individual saja melainkan juga belajar dalam kelompok. Lebih lanjut Johnson (2012: 309) mengatakan bahwa Pendekatan CTL memiliki kelebihan dalam proses pembelajaran antara lain (1) dilakukan secara berkelompok, (2) menghubungkan isi permasalahan dengan kenyataan, (3) memotivasi siswa, (4) menggabungkan pemikiran sehingga mendapatkan informasi baru. Berdasarkan kelebihan-kelebihan di atas peneliti menggunakan pendekatan CTL dalam pembelajaran Matematika agar siswa terlatih dalam mengaitkan pembelajaran dalam Matematika tersebut dengan kehidupan nyata.
Model yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
model kooperatif
tipe Student Teams-Achievement Division (STAD). Alasan peneliti mengambil tipe
ini karena pada saat pembelajaran siswa jarang dilibatkan dalam diskusi kelompok
yang saling berkompetisi. Dengan menggunakan tipe STAD ini siswa dilatih agar
dalam kelompok dapat memberikan segala kemampuannya sehingga
kelompoknya mendapatkan skor tertinggi. Selain menggunakan pendekatan dan model di atas, pembelajaran Matematika juga harus didukung dengan metode permainan yang efektif agar dalam proses pembelajaran siswa menjadi aktif. Permainan memegang peran yang penting dalam keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Permainan dapat membangkitkan dan merangsang minat dari sebuah kelas yang pasif. Tujuan utama penggunaan permainan adalah agar konsep-konsep dan ide-ide dalam Matematika yang sifatnya abstrak itu dapat dikaji, dipahami dan dicapai oleh penalaran siswa, terutama siswa yang masih berada pada tahap berfikir operasional konkret. Setiap permainan yang digunakan oleh guru dalam proses mengajarnya harus berdasarkan tujuan instruksional yang telah disusun.
tipe Student Teams-Achievement Division (STAD). Alasan peneliti mengambil tipe
ini karena pada saat pembelajaran siswa jarang dilibatkan dalam diskusi kelompok
yang saling berkompetisi. Dengan menggunakan tipe STAD ini siswa dilatih agar
dalam kelompok dapat memberikan segala kemampuannya sehingga
kelompoknya mendapatkan skor tertinggi. Selain menggunakan pendekatan dan model di atas, pembelajaran Matematika juga harus didukung dengan metode permainan yang efektif agar dalam proses pembelajaran siswa menjadi aktif. Permainan memegang peran yang penting dalam keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Permainan dapat membangkitkan dan merangsang minat dari sebuah kelas yang pasif. Tujuan utama penggunaan permainan adalah agar konsep-konsep dan ide-ide dalam Matematika yang sifatnya abstrak itu dapat dikaji, dipahami dan dicapai oleh penalaran siswa, terutama siswa yang masih berada pada tahap berfikir operasional konkret. Setiap permainan yang digunakan oleh guru dalam proses mengajarnya harus berdasarkan tujuan instruksional yang telah disusun.
Hal ini sehubungan dengan penelitian Stone (Gustini,
2006), yang menyatakan bahwa permainan akan mendorong siswa untuk berfikir
secara divergen. Melalui permainan anak akan berusaha memecahkan masalah dan menemukan
solusi dari permasalahan yang akan dihadapi dalam permainan. Permainan
merupakan wahana berekspresi secara kreatif, anak akan belajar memecahkan
konflik, bertenggang rasa, berlatih kesabaran, bekerjasama dan terciptanya rasa
aman, serta senang. Permainan juga merupakan wahana untuk mengembangkan fisik anak-anak seperti kecepatan gerak, kelincahan
dan ketangkasan mereka sehingga dapat membentuk karakter pada diri siswa. Permainan
yang digunakan peneliti yaitu permainan papan. Salah satu dari permainan papan
yaitu ular tangga. Ular Tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang
dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak
kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga dan ular yang menghubungkannya
dengan kotak lain. Permainan ini dapat dimainkan untuk semua mata pelajaran dan
semua jenjang kelas, karena di dalamnya hanya berisi berbagai bentuk pertanyaan
yang harus dijawab oleh siswa melalui permainan tersebut sesuai dengan jenjang
kelas dan mata pelajaran tertentu. Seluruh pertanyaan-pertanyaan tersebut telah
dibukukan menjadi satu sekaligus dengan petunjuk permainannya. Gambar tangga
merupakan simbol nilai positif (nilai kejujuran) dan gambar ular merupakan
simbol nilai negatif (nilai ketidakjujuran). Guru dapat membuat sendiri media
ini dengan menyesuaikan tujuan dan materi pembelajaran. Tujuan permainan ular
tangga ini adalah untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa agar
senantiasa mempelajari atau mengulang kembali materi-materi yang telah
dipelajari sebelumnya yang nantinya akan diuji melalui permainan, sehingga
terasa menyenangkan bagi siswa. Penggunaan alat permainan dilakukan secara
bertahap yaitu kegiatan yang tergolong mudah, sedang, dan sulit. Beberapa
manfaat diantaranya adalah : a) Mengenal kalah dan menang; b) Belajar bekerja
sama dan menunggu giliran; c) Mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan
permainan; d) Merangsang anak belajar pramatematika yaitu saat menghitung
langkah pada permainan ular tangga dan menghitung titik-titik yang terdapat
pada dadu; e) Belajar memecahkan
masalah.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul penelitian “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa melalui Pembelajaran Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan
Permainan Ular Tangga Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VA SD Negeri 4
Metro Pusat Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat
dirumuskan antara lain :
dirumuskan antara lain :
1.
Apakah
penerapan Contextual Teaching and Learning melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan
Permainan Ular Tangga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat?
Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan
Permainan Ular Tangga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat?
2.
Apakah
penerapan Contextual Teaching and Learning melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan
Permainan Ular Tangga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat ?
Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan
Permainan Ular Tangga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui penerapan CTL melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan
Permainan Ular Tangga di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat.
2.
Meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui penerapan CTL melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams- Achievement Division
(STAD) dengan Permainan Ular Tangga di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat.
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi
Guru
a. Guru mampu meningkatkan aktivitas
pembelajaran dan hasil belajar
siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan melalui CTL melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan Permainan Ular
Tangga.
siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan melalui CTL melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan Permainan Ular
Tangga.
b. Membantu guru memahami penerapan CTL
melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan
Permainan Ular Tangga dalam pembelajaran Matematika khususnya di
kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat.
Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan
Permainan Ular Tangga dalam pembelajaran Matematika khususnya di
kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat.
c. Menambah pengetahuan dan wawasan guru
terhadap penerapan CTL
melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Division (STAD) dengan Permainan Ular Tangga.
melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Division (STAD) dengan Permainan Ular Tangga.
2.
Bagi
Siswa
a. Penerapan Pendekatan CTL melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
dengan permainan ular tangga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
dengan permainan ular tangga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
b. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran
Matematika di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat.
Matematika di kelas VA SD Negeri 4 Metro Pusat.
c. Menambah pengalaman belajar siswa yang
menyenangkan.
3.
Bagi Peneliti, yaitu mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai
pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan CTL.
pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan CTL.
4.
Bagi
sekolah, yaitu hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan acuan bagi
sekolah khususnya SD Negeri 4 Metro Pusat dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika.
0 on: "BAB I (PTK Matematika Tipe STAD)"